PELAKOR DAN PILKADA

Saat ini kita didatangi dua musim baru. Musim Pelakor dan Pilkada. Ya, musim-musim yang memacu andrenaline terhadap tingkah dan polah “sang penggombal” dalam mewujudkan keinginan. Tak jarang tingkah laku “sang penggombal” itu memantik respon dari orang lain apalagi buat para hati yang direbut. Pernahkah anda mendengar seorang istri SAH di Kota Dumai mengirimkan karangan bunga ke tempat usaha wanita yang dianggap sebagai PELAKOR merebut hati seorang suami yang dicintainya yang sempat viral di dunia maya?. Pelakor yang merupakan akronim dari istilah “PEREBUT LAKI ORANG” menjadi kata-kata yang trend saat ini. Hubungan suami – istri dalam bingkai bahtera rumah tangga yang diikat dalam janji sakral “ijab qabul” di depan sang penghulu harus tercerai oleh tindakan seorang wanita sebagai pihak ketiga - yang merebut hati seorang pria yang menyandang status sebagai seorang suami sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya. Julukan perusak hubungan tak melulu disematkan kepada sang wanita semata, bisa jadi “sang suami sah” membuka hati pada wanita lain dengan berbagai alasan. Kalaulah ruas bertemu buku, disitulah terjadi penyatuan yang saling menguatkan. Mereka tak lagi peduli, apakah perbuatan itu baik atau buruk tetapi kalau hati berbicara siapa yang bisa melarang. Bak kata pujangga kalau cinta sudah bersemi tahi kambingpun rasa coklat. Sangat indah, menyenangkan, bahkan mungkin sangat menggetarkan. Lalu apa hubungan PELAKOR dengan PILKADA???. PELAKOR dan PILKADA mempunyai banyak kesamaan. Sama-sama bernafsu, sama-sama berusaha merebut hati, meyakinkan orang lain, memberikan harapan, punya mimpi indah, penuh trik dan intrik, ada orang yang kecewa, penuh perjuangan dan ingin berkuasa. Kalaulah menurut Samuel L Popkin (1994) bahwa pemilih bukan konsumen tetapi investor, dan pilihan adalah investasi bisa jadi seorang wanita yang di cap sebagai “PELAKOR” ingin mendapatkan manfaat dari seorang pria sang pemberi hati. Salah satu manfaat itu adalah membayangkan kesenangan hidup dengan kekayaan yang dimiliki pasangan dan menjadikan sebagai seorang “investor” untuk mewujudkan keinginan yang lama terpendam. Beliau tak peduli berapa ribu cibiran yang mengarah terhadapnya. Bisa jadi baginya itu adalah pilihan yang harus ditempuh. Layaknya PELAKOR, seseorang yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah saat PILKADA tentu bertekad memenangkan pertarungan melalui perjuangan merebut hati pemilih. Tak jarang untuk meyakinkan pemilih pasangan calon “menggombal” rakyat dengan program-program yang tertuang dalam visi, misi melalui pendekatan marketing politik dalam bentuk sosialisasi untuk mentransfer makna politik secara langsung. Tindakan menggombal yang berisikan harapan-harapan yang ditawarkan seakan menempatkan mereka sebagai sosok yang layak diberikan kepercayaan untuk menjadi seorang pemimpin. Sebagaimana pendapat Napoleon Bonaparte “A Leader is a dealer in hope”. Sehingga dengan harapan-harapan tersebut rakyat sebagai pemilih membayangkan kehadiran mereka sebagai seorang messiah atau mesias atau juru selamat alias ratu adil yang mengantarkan mereka ke singasana kekuasaan. DiiIbaratkan seorang perempuan, tentu sudah banyak “gombal-gombal” yang sudah diberikan pasangan calon untuk meyakinkan “sang pemilih”. Menyatakan diri bahwa dari semua calon merekalah yang mampu berkorban, mereka orang yang tepat diberikan kepercayaan, orang yang selalu menjaga hati, orang yang tak lupa akan janji, orang yang akan mewujudkan mimpi. Nyatanya ketika berkuasa apa yang pernah terucap hanyalah sekedar “lips service” meluluhkan hati pemilih untuk mendapatkan simpati dalam meretas jalan menuju singasana kekuasaan. Ketika di tagih berkilah dengan berbagai alasan. Tak bertanggungjawab. Tentu kita sepakat bahwa sebagai pemilih kita tak mau tertipu akan janji-janji dan bujuk rayu pasangan calon yang hanya mementingkan diri sendiri dan golongan tanpa mampu berbuat untuk memajukan daerahnya. Jika kita TERTIPU, tentu yang tersisa adalah penyesalan atas keputusan yang diambil. Tak bisa kita pungkiri bahwa “RAYUAN MAUT SANG PENGGOMBAL” termasuk salah satu TRIK JITU untuk MENGUASAI. Dan mungkin mereka sudah menyebar di sekitar KITA tergantung kepada SANG PEMILIK HATI untuk ber_SIKAP "PERCAYA atau TIDAK!!!"

Komentar